Hindari Masak Lontong Dibungkus Plastik
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang mengimbau masyarakat untuk menghindari makanan yang dibungkus plastik dalam kondisi suhu panas. Salah satu yang kini banyak dilakukan adalah memasak lontong yang dibungkus dengan plastik.
Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen Balai Besar POM Padang Yon Firman di Padang, Senin (8/8), menjelaskan lontong plastik mengandung zat kimia polimer. Polimer ini, katanya menambahkan, dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker.
"Sehingga kami meminta penjual lontong menggunakan selongsong ketupat untuk menghindari zat berbahaya bagi tubuh," ujarnya.
Makanan yang mengandung polimer bisa menyebabkan anak - anak terganggu reproduksinya, kesuburan menurun dan bisa menyebabkan kemandulan.
Sementara bagi ibu-ibu yang tengah hamil bisa mengganggu ke janin melalui plasenta yang berdampak jangka panjang mengakibatkan sepeti kelelahan, sulit tidur dan anemia (kurang darah).
"Kami sudah ada sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memakai lagi bahan plastik untuk membungkus lontong. Sebagian besar pedagang penjual lontong sudah ada yang tahu tapi juga yang belum tahu dengan bahayanya lontong plastik," kata dia.
Guna mencegah pedagang menggunakan plastik untuk membungkus lontong, pihaknya telah melakukan sosialisasi. "Kami juga akan melakukan tindakan tegas ke pedagang yang masih memakai plastik untuk memasak lontong," ujarnya.
Seorang penjual lontong di Pasar Siteba, Enon (46) menyebutkan dirinya biasa menggunakan selongsong ketupat untuk memasak lontong. "Karena lebih enak," ujarnya.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar POM Padang karena telah memberinya pemahaman akan dampak memasak lontong dengan membungkus menggunakan plastik.
Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen Balai Besar POM Padang Yon Firman di Padang, Senin (8/8), menjelaskan lontong plastik mengandung zat kimia polimer. Polimer ini, katanya menambahkan, dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker.
"Sehingga kami meminta penjual lontong menggunakan selongsong ketupat untuk menghindari zat berbahaya bagi tubuh," ujarnya.
Makanan yang mengandung polimer bisa menyebabkan anak - anak terganggu reproduksinya, kesuburan menurun dan bisa menyebabkan kemandulan.
Sementara bagi ibu-ibu yang tengah hamil bisa mengganggu ke janin melalui plasenta yang berdampak jangka panjang mengakibatkan sepeti kelelahan, sulit tidur dan anemia (kurang darah).
"Kami sudah ada sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memakai lagi bahan plastik untuk membungkus lontong. Sebagian besar pedagang penjual lontong sudah ada yang tahu tapi juga yang belum tahu dengan bahayanya lontong plastik," kata dia.
Guna mencegah pedagang menggunakan plastik untuk membungkus lontong, pihaknya telah melakukan sosialisasi. "Kami juga akan melakukan tindakan tegas ke pedagang yang masih memakai plastik untuk memasak lontong," ujarnya.
Seorang penjual lontong di Pasar Siteba, Enon (46) menyebutkan dirinya biasa menggunakan selongsong ketupat untuk memasak lontong. "Karena lebih enak," ujarnya.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar POM Padang karena telah memberinya pemahaman akan dampak memasak lontong dengan membungkus menggunakan plastik.
Comments
Post a Comment